Pages

Senin, 17 September 2012

Rambusolo Upacara Adat Tanah Toraja, SulSel

Tanah Toraja adalah salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan adat istiadatnya. Tanah Toraja berjarak sekitar 350 km bagian utara Kota Makassar, menghabiskan delapan jam jarak tempuh menggunakan kendaraan pribadi mau pun kendaraan umum.

Salah satu peninggalan tradisi Tanah Toraja adalah upacara Rambusolo. Rambusolo adalah upacara yang bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang meninggal dunia menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian, karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara ini digenapi. Jika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang “sakit” atau “lemah”, sehingga dia tetap diperlakukan seperti orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman, bahkan diajak berbicara.


Oleh karena itu, masyarakat setempat menganggap upacara ini sangat penting, karena kesempurnaan upacara ini akan menentukan posisi arwah orang yang meninggal tersebut, apakah sebagai arwah gentayangan, arwah yang mencapai tingkat dewa, atau menjadi dewa pelindung. Sehingga upacara Rambusolo menjadi sebuah “kewajiban”, akibatnya dengan cara apapun masyarakat Tana Toraja mengadakannya sebagai bentuk pengabdian kepada orang tua mereka yang telah meninggal dunia.


Puncak dari acara Rambusolo disebut dengan upacara  Rante yang dilaksanakan di sebuah lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual yang selalu menarik perhatian para pengunjung, seperti proses pembungkusan jenazah, pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah, dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan


Menariknya lagi, kerbau disembelih dengan cara yang sangat unik dan merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja, yaitu menebas leher kerbau hanya dengan sekali tebasan. Jenis kerbau yang disembelih pun bukan kerbau biasa, tetapi kerbau bule (tedong bonga). Harganya dari puluhan juta sampai ratusan juta Rupiah per ekornya. ( Petrus Loo)
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar